Halaman
163
Prakarya dan Kewirausahaan
Bab 4
Pengolahan
164
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Peta Materi
1.
Peluang Usaha
2.
Risiko Usaha
3.
Keberhasilan dan
Kegagalan
4.
Pemetaan
5.
Langkah-Langkah
Berwirausaha
1.
Bahan
2.
Alat
3.
Proses Pembuatan
4.
K3
B. Pengolahan Produk
Makanan Khas Daerah
D. Wirausaha Produk
Makanan Khas
Daerah
Bahan Nabati dan Hewani
Menjadi Makanan Khas
Daerah
A. Makanan Khas
Daerah
1.
Pengertian
2.
Aneka Jenis
3.
Kandungan dan
Manfaat
4.
Teknik
Pengolahan
C. Penyajian dan
Kemasan
165
Prakarya dan Kewirausahaan
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bab IV, kamu mampu:
1.
Menyatakan pendapat tentang keanekaragaman bahan nabati
dan
hewani serta hasil olahannya, sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Tuhan serta bangsa Indonesia.
2.
Mengidentifikasi jenis,
bahan, alat dan proses pengolahan
bahan nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang
terdapat di wilayah setempat dan di Nusantara berdasarkan
rasa ingin tahu dan peduli lingkungan.
3.
Merancang pengolahan
bahan nabati dan hewani menjadi
makanan khas daerah berdasarkan orisinalitas ide yang jujur
terhadap diri sendiri.
4.
Membuat, menguji dan mempresentasikan karya pengolahan
makanan khas daerah sebagai peluang usaha dalam
berwirausaha di wilayah setempat berdasarkan teknik dan
prosedur yang tepat dengan disiplin dan tanggung jawab.
166
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Pengolahan Dan Kewirausahaan Bahan Nabati Dan Hewani
Menjadi Makanan Khas Daerah
Tugas Individu
1.
Amati Gambar 4.1.
2.
Kesan apa yang kamu peroleh?
3.
Sampaikan dalam bentuk tulisan dan lisan saat
pembelajaran.
A
B
(Sumber : Dokumen Kemdikbud dan id.wikipedia.org)
Gambar 4.1
Aneka produk olahan pangan nabati dan hewani
167
Prakarya dan Kewirausahaan
Bahan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang penting. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, industri
pangan pun makin meningkat. Tidak heran jika industri pangan,
terutama industri berskala kecil makin bermunculan untuk memenuhi
permintaan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan industri pangan,
kita harus mengetahui tentang bahan pangan tersebut. Umumnya,
bahan pangan berasal dari dua sumber, yaitu bahan pangan nabati
dan bahan pangan hewani. Bahan pangan nabati adalah bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti: sayur-
sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia. Bahan pangan
hewani adalah bahan makanan yang berasal dari hewan, seperti:
telur ,ayam, daging, ikan, dan susu.
Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya senantiasa
bersyukur atas limpahan nikmat yang tidak putus-putusnya diberikan
kepada kita. Tuhan telah memberikan karunian-Nya kepada
manusia berupa akal pikiran dan kemampuan berpikir melebihi
makhluk ciptaan-Nya yang lain. Dengan akal dan pikiran, kita dapat
memanfaatkan bahan nabati dan hewani menjadi produk yang
beraneka ragam. Salah satunya adalah produk makanan khas
daerah.
(Sumber: Dokumen Kemdikbud)
Gambar 4.2.
Berbagai bahan nabati dan hewani
168
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
A.
Makanan Khas Daerah
Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai
suku bangsa
dan memiliki keanekaragaman di berbagai
bidang, salah satunya adalah makanan khas daerah. Pada
awalnya kita hanya bisa menemukan makanan-makanan
khas daerah di tempat asalnya saja. Namun, seiring dengan
berkembangnya zaman, kini kita dapat menemukan makanan
khas daerah di berbagai macam tempat, tidak hanya di
daerah asalnya saja. Contohnya, pempek dan tekwan adalah
makanan khas Palembang, kita bisa menemukan penjual
pempek dan tekwan di berbagai daerah, bahkan di
mancanegara.
1.
Pengertian Makanan Khas Daerah
Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa
di konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu
daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya.
Daerah pegunungan menghasilkan masakan dari sayur-
mayur karena iklim pegunungan yang dingin, umumnya
masakannya serba panas atau pedas, untuk
(Sumber : senibudaya12.blogspot.com)
Gambar 4.3.
Makanan khas daerah
169
Prakarya dan Kewirausahaan
menghangatkan badan. Penduduk di daerah pesisir
sering kontak dengan orang asing atau daerah lain
sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang
ikut memperkaya produk makanan khas daerah.
2.
Aneka Jenis Produk Makanan Khas Daerah
Negara kita sangat luas dan jumlah sukunya yang
banyak telah melahirkan kebudayaan yang sangat
beragam, termasuk makanan. Perbedaan budaya
membuat pengolahan produk makanan khas berbeda di
setiap daerah sehingga menghasilkan aneka jenis
produk makanan yang beranekaragam pula. Masakan
khas daerah memiliki ciri khas dan karakter tertentu,
seperti berikut.
a.
Masakan dari Jawa Barat
1)
Banyak menggunakan sayur-mayur mentah
seperti karedok atau sekadar lalap mentah yang
disantap bersama sambal.
2)
Sedikit pedas dan asam.
3)
Dominan masakan yang terbuat dari ikan.
4)
Contoh makanan khas dari Jawa Barat ialah pepes
ikan dan karedok.
b.
Masakan Jawa Tengah
1)
Bawang putih sering jadi bumbu dominan.
2)
Banyak ditemukan masakan bersantan.
3)
Rasa manis lebih disukai daripada rasa lainnya.
4)
Contoh makanan khas dari Jawa T
engah ialah
gud
eg.
c.
Masakan Jawa Timur
1)
Banyak menggunakan terasi dan petis sebagai
pemberi rasa pada masakan.
2)
Agak pedas.
3)
Masakan banyak dimatangkan
dengan cara
direbus, digoreng, dipepes, dan dibakar.
4)
Contoh makanan khas dari Jawa
Timur ialah
rujak cingur
170
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
d.
Masakan Sumatra
1)
Menggunakan banyak bumbu terutama masakan
Sumatra Barat.
2)
Masakannya menggunakan
banyak cabai hingga
rasanya relatif pedas.
3)
Daerah Sumatra Selatan sangat suka masakan
yang asam rasanya.
4)
Masakan banyak dimatangkan
dengan cara
direbus, dibakar, dan digoreng.
5)
Waktu memasaknya relatif lama.
6)
Masakan dari Sumatra Barat banyak
menggunakan santan yang kental.
7)
Masakan dari sayur-mayur tidak banyak
jumlahnya. Kalaupun ada, jenis sayurnya tidak
bervariasi.
Sayur yang sering dipakai antara lain
daun singkong, kacang panjang, buncis, dan
nangka muda.
8)
Contoh makanan khas dari Sumatra ialah
rendang
Untuk mengenal lebih jauh jenis produk
makanan khas daerah
yang ada di Nusantara,
kerjakan lembar kerja di bawah ini (LK 1).
TUGAS KELOMPOK
Observasi dan Studi Pustaka
Amati lingkunganmu.
1.
Catat macam-macam makanan khas daerah yang diolah
dari bahan nabati
atau hewani yang ada di daerahmu
(minimal 2).
2.
Bandingkan dengan
studi pustaka mengenai bahan nabati
atau hewani serta produk makanan khas daerah lain di
Indonesia minimal 5 daerah.
3.
Catat hasil pada tabel di LK. 1
4.
Presentasikan di depan kelas.
171
Prakarya dan Kewirausahaan
3.
Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah
Makanan khas daerah memiliki kandungan gizi dan
manfaat yang beragam, sesuai dengan bahan baku,
bahan tambahan, dan teknik pengolahan yang
digunakan. Bahan utama produk makanan khas daerah
adalah bahan nabati atau hewani. Kandungan nutrisi
utamanya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral,
vitamin, dan air. Jumlah komponen-komponen tersebut
berbeda-beda pada setiap bahan, bergantung pada
susunan, kekerasan, tekstur, citarasa, dan warna.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi
manusia. Umumnya, karbohidrat terdapat pada bahan
pangan golongan serelalia seperti; beras, gandum, dan
Lembar Kerja 1 (LK 1)
Kelompok
:.............................................................
Nama Anggota
:.............................................................
Kelas
:.............................................................
Macam- Macam Makanan Khas Daerah
Nama Makanan
dan Foto/Gambar
Bahan Baku
Daerah Asal
Ciri Khas
172
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
umbi-umbian. Contoh makanan khas daerah yang
mengandung karbohidrat adalah nasi liwet, nasi
jamblang, getuk.
Protein memiliki fungsi utama sebagai zat
pembangun. Umumnya, protein terdapat pada hasil
hewani seperti daging, ikan, telur, susu, dan hasil nabati
seperti kacang-kacangan dan hasil olahannya. Contoh
makanan khas daerah yang banyak mengandung protein
adalah telur asin dan ayam betutu.
Lemak merupakan sumber tenaga kedua setelah
karbohidrat dan dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K.
Lemak dibedakan menjadi lemak yang dapat dilihat dan
lemak yang tidak dapat dilihat. Lemak yang dapat dilihat,
seperti mentega, margarin, minyak goreng. Lemak yang
tidak dapat dilihat, seperti lemak dari kacang tanah,
lemak kemiri, kuning telur, susu. Contoh makanan khas
daerah yang banyak mengandung lemak adalah rendang
daging dan bika ambon karena pada proses
pembuatannya menggunakan santan kental.
Vitamin berfungsi untuk kelancaran metabolisme,
menjaga daya tahan dan kekebalan tubuh. Sumber
vitamin dan mineral yang terdapat pada hasil hewani,
seperti danging, susu, dan telur. Sumber vitamin dari
hasil nabati, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Contoh makanan khas daerah yang mengandung
vitamin adalah karedok, keripik pisang.
173
Prakarya dan Kewirausahaan
Tugas Kelompok
Observasi dan Wawancara
1.
Belilah satu jenis makanan khas daerahmu.
2.
Carilah informasi tentang kandungan
dan manfaat
makanan khas daerah yang kamu beli dengan
mewawancarai penjual dan studi pustaka.
3.
Hasilnya catat dalam tabel di LK.2 dan diskusik
an
dengan kelompokmu.
4.
Presentasikan di depan kelas.
Catatan: Saat melaksanakan LK.2 hendaknya
kamu bersikap
ramah, sopan, bekerja sama, dan toleransi dengan teman
kelompokmu. Kesan apa yang kamu peroleh?
Lembar Kerja 2 (LK 2)
Kelompok
:...................................................................
Nama Anggota
:...................................................................
Kelas
:...................................................................
Kandungan dan Manfaat Makanan Khas Daerah
Nama
Makanan
Nutrisi yang
Terkandung
Manfaat
Sumber
Informasi
174
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
4.
Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah
Untuk mengolah suatu makanan, diperlukan
teknik-teknik tertentu agar dihasilkan suatu produk
makanan seperti yang diharapkan yang bercitarasa baik.
Adapun teknik-teknik proses pengolahan untuk membuat
makanan khas daerah di antaranya adalah sebagai
berikut.
a.
Persiapan Bahan
•
Menimbang
•
Menyiang
•
Mencuci
•
Memotong
•
Mengocok
•
Merendam dalam cairan bumbu
•
Menggiling
•
Memanir
b.
Teknik Memasak dengan Pemanasan Kering
1)
Memanggang
(baking
dan
roasting)
Memanaskan dengan udara panas dan kering di
sekelilingnya, biasanya di dalam oven.
2)
Menggoreng dalam minyak
(deep frying)
3)
Menggoreng dengan wajan dangkal
(shallow
frying/pan frying)
4)
Memasak dengan
sedikit minyak
(Saute
/
Menumis)
175
Prakarya dan Kewirausahaan
c.
Memasak Dengan Pemanasan Basah
1)
Perebusan
/Boiling
Memasak dengan cara pencelupan semua
bahan dalam air/kaldu mendidih, yaitu pada suhu
100
0
C sampai matang.
2)
Blanching
Memasak dengan cara mencelupkan makanan
dalam
air mendidih/minyak panas dalam waktu
pendek (sebentar).
3)
Simmering
Memasak dengan mendidihkan secara perlahan-
lahan.
4)
Braising
Memasak dengan sedikit air dan tertutup rapat.
5)
Setup (stewing)
Memasak makanan secara
perlahan (95 -
99
0
C) dengan sedikit air dan dihidangkan
dengan air rebusannya.
6)
Merebus
(poaching)
Memasak dalam cairan dengan suhu antara 71-
82
0
C
7)
Mengukus (
steaming)
Memasak bahan makanan dengan uap air
panas/mendidih.
176
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
B.
Pembuatan Produk Makanan Khas Daerah
Sumatra
Rendang merupakan salah satu contoh makanan khas
daerah Sumatra yang banyak digemari oleh konsumen lokal,
maupun internasional. Berikut ini adalah bahan-bahan, alat,
dan proses pembuatan rendang.
1.
Bahan yang Digunakan pada Pembuatan
Rendang
Sebelum melakukan pembuatan rendang, diperlukan
langkah untuk menentukan atau memilih bahan yang
akan digunakan. Bahan utama yang digunakan dalam
pembuatan rendang adalah daging. Daging merupakan
produk pangan yang berasal dari hewan. Pembuatan
rendang umumnya menggunakan daging sapi bagian
bahu.
Kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa faktor,
baik pada waktu hewan masih hidup maupun setelah
dipotong. Faktor penentu kualitas daging pada waktu
hewan hidup adalah cara pemeliharaan yang meliputi:
pemberian pakan, tata laksana pemeliharaan, dan
perawatan kesehatan. Kualitas daging juga dipengaruhi
oleh pengeluaran darah pada waktu hewan dipotong
dan kontaminasi sesudah hewan dipotong.
Kriteria yang dipakai sebagai pedoman untuk
menentukan kualitas daging yang layak konsumsi adalah
seperti berikut.
a.
Keempukan daging
ditentukan oleh kandungan
jaringan ikat. Makin tua usia hewan, susunan jaringan
ikat makin banyak sehingga daging yang dihasilkan
makin liat.
b.
Kandungan lemak
adalah lemak yang terdapat di
antara serabut otot. Lemak berfungsi sebagai
pembungkus otot dan mempertahankan keutuhan
daging pada waktu dipanaskan. Lemak berpengaruh
terhadap cita rasa.
177
Prakarya dan Kewirausahaan
c.
Daging berkualitas baik mempunyai rasa gurih dan
aroma yang sedap.
d.
Kelembaban: secara
normal, daging mempunyai
permukaaan yang relatif kering sehingga dapat
menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar.
Dengan demikian, kelembaban memengaruhi daya
simpan daging tersebut.
Kriteria daging yang tidak baik, bau dan rasa tidak
normal akan segera tercium sesudah hewan dipotong.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya kelainan
sebagai berikut.
a.
Hewan sakit terutama yang menderita
radang bersifat
akut pada organ dalam yang akan menghasilkan
daging berbau seperti mentega tengik.
b.
Hewan dalam pengobatan terutama dengan
pengobatan
antibiotik akan menghasilkan daging yang
berbau obat-obatan.
c.
Warna daging
tidak normal, tidak selalu membahayakan
kesehatan, namun akan mengurangi selera konsumen.
d.
Konsistensi daging tidak normal yang ditandai
kekenyalan
daging rendah, dapat mengindikasikan
daging tidak sehat.
e.
Daging busuk, pembusukan
dapat terjadi karena
penanganan yang kurang baik pada waktu pendinginan
sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat,
sehingga terjadi proses pemecahan protein oleh
enzim-enzim dalam daging yang menghasilkan
amoniak dan asam sulfat.
Bahan tambahan dalam pembuatan rendang antara lain
sebagai berikut.
a.
Kelapa, terdiri atas kelapa parut, santan kental, dan
santan encer
. Kelapa yang digunakan kelapa tua dan
segar.
b.
Bumbu, terdiri atas bawang merah, bawang
putih,
cabai merah, ketumbar, kemiri, jahe, garam, gula
pasir, sereh, lengkuas, dan daun kunyit. Bumbu-
bumbu ini berguna untuk pengental, penambah cita
rasa dan aroma.
178
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Adapun syarat terpenting dalam memilih bahan
tambahan ialah berkualitas dan segar.
2.
Alat - Alat Pembuatan Makanan Khas Daerah
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan rendang
adalah seperti berikut.
a.
Pisau, untuk memotong
b.
Talenan, sebagai atas untuk memotong
c.
Parutan, untuk memarut kelapa
d.
Ulekan/
blender
, untuk menghaluskan bumbu
e.
Kompor, untuk memasak bahan
f.
Penggorengan, sebagai wadah untuk memasak
g.
Gelas ukur, digunakan
untuk mengukur volume santan
Sumber : ( Dokumen Kemdikbud)
Gambar 4.4
Bahan yang digunakan
Tugas Individu
•
Temukan bahan nabati/hewani pada daerahmu
yang
dapat digunakan sebagai makanan khas daerah
berdasarkan observasi dan studi pustaka!
•
Buatlah laporan dalam bentuk portofolio!
179
Prakarya dan Kewirausahaan
3.
Proses Pembuatan Rendang
Berikut merupakan proses pembuatan rendang :
Sumber : (Dokumen Kemdikbud)
Gambar 4.5.
Alat yang digunakan
a.
Persiapkan alat dan bahan.
b.
Pilih daging yang bertekstur dan berserat halus.
c.
Potong melawan serat dengan tebal 2 cm.
d.
Masukkan bumbu dan daging ke dalam santan
cair
. Masak sambil diaduk sampai empuk dan kuah
kental.
180
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
4.
Keselamatan Kese
hatan Kerja pada Saat
Proses Pembuatan Rendang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada dunia
usaha dan dunia industri harus diperhatikan dengan
saksama oleh semua tenaga kerja dalam lingkup
kerjanya. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga
dapat mengurangi kecelakaan dalam kerja dan dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menjaga keamanan kerja di dapur antara lain peralatan
listrik harus dalam kondisi baik. Letaknya tidak dekat
dengan air, penerangan ruangan cukup, dan lantai tidak
licin.
Menghindari bahaya kerja di dapur, kita harus
memperhatikan hal-hal berikut.
a.
Upayakan semua pisau
tajam. Pisau yang tajam lebih
aman dan tidak membutuhkan tenaga untuk menekan
dan menghindari meleset pada waktu memotong.
b.
Pakailah talenan
pada saat memotong, jangan
memakai lapisan meja metal.
c.
Pakailah serbet sebagai
alas talenan supaya tidak
licin.
e.
Santan kental dituang. Masak di atas api kecil
sambil diaduk sampai meresap dan berminyak.
f.
Rendang siap disajikan dan dikemas.
181
Prakarya dan Kewirausahaan
d.
Pakailah pisau hanya untuk memotong, jangan
untuk
membuka kaleng/botol atau lainnya.
e.
Jangan mencoba menangkap pisau yang jatuh saat
dipakai, hinda
ri dengan badan ke belakang, biarkan
pisau jatuh.
f.
Jangan meletakkan pisau di cucian dalam air karena
tidak kelihatan, sedangkan pisaunya tajam.
g.
Cucilah pisau
setelah dipakai dengan hati-hati, bagian
tajam dijauhkan dari badan.
h.
Letakkan pisau di tempat aman selama tidak dipakai.
i.
Membawa pisau harus hati-hati, bagian
tajam
menghadap ke bawah, jangan mengayunkan tangan.
j.
Setelah selesai menggun
akan alat, bersihkan dan
kembalikan ke tempat semula dengan rapi dan bersih.
Peralatan K3 dalam pembuatan makanan khas da
erah :
(Sumber :Dokumen Kemdikbud)
Sarung tangan
Celemek
Penutup Kepala
182
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Tugas Kelompok
Observasi/Studi Pustaka
Kunjungilah rumah makan/
cafe
/gerai/tempat penjualan
makanan khas daerah di wilayahmu, cari info berikut :
a.
Apa makanan khas daerahmu
yang terbuat dari bahan
nabati /hewani, bagaimana sejarah/asal usul makanan
tersebut?
b.
Bahan apa yang diperlukan dan bagaimana memilih
bahan yang baik untuk membuat makanan
daerah
tersebut?
c.
Alat apa yang digunakan?
d.
Bagaimana proses pembuatannya?
e.
Apakah ada kriteria khusus pada
orang yang membuat
makanan khas daerah tersebut?
f.
Bagaimana teknik memasarkannya?
g.
Tips pembuatan/hal
khusus yang perlu diperhatikan saat
membuat makanan khas daerah.
Jika tidak memungkinkan observasi, carilah melalui studi
pustaka. Buatlah laporan observasi/studi pustaka secara
menarik dan indah, dengan menggunakan komputer jika
ada, bersikaplah ramah, sopan, dan bekerja samalah dengan
temanmu. Presentasikan hasil observasi atau studi pustaka
saat pembelajaran. Lihat LK 3.
183
Prakarya dan Kewirausahaan
Lembar Kerja 3(LK 3)
Kelompok
:.................................................................
Nama anggota
:......................................................
Kelas
:......................................................
Laporan Observasi/ Study Pustaka
Nama makanan cepat saji daerahku
:
.....................................................................................................
Sejarah/ asal usul makanan cepat saji tersebut:
...................................................................................................
...................................................................................................
...................................................................................................
Tahapan Pembuatannya
:
Bahan
-
-
-
Alat
-
-
-
Proses Pembuatan (Gambar dan
Tuliskan Prosesnya)
Catatan hal khusus : (Tips, Keselamatan Kerja, dan lain-lain)
184
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
C.
Penyajian dan Kemasan
Penyajian dan kemasan merupakan tahapan akhir dan
memegang peranan penting dalam usaha pengolahan
makanan. Makanan dengan penampilan menarik akan
menggugah selera karena untuk mengonsumsi, pertama-
tama harus pandangan mata yang bekerja, kemudian diikuti
untuk indra penciuman untuk aroma, yang tentunya panduan
bumbu yang memberi indra rasa bekerja menghasilkan rasa
nikmat.
Makanan khas daerah pada masa lampau biasanya
dikemas dengan menggunakan kemasan tradisional seperti
kendil dari tanah liat, anyaman daun pisang, daun kelapa,
kelobot jagung, dll. Sesuai dengan kemajuan zaman teknologi
dan kebutuhan manusia, produk kemasan pun berkembang
terus-menerus. Saat ini, makanan khas daerah banyak
dikemas menggunakan kertas, plastik, kaca/gelas, aluminium
foil, dan ada pula yang dikombinasikan dengan kemasan
tradisional.
(Sumber : Dokumen Kemdikbud)
Gambar 4.6
Berbagai jenis kemasan
185
Prakarya dan Kewirausahaan
Penyajian ataupun kemasan akan menjadi daya tarik
konsumen untuk membelinya dan memakannya. Oleh karena
itu, jenis, bentuk, warna dan dekorasi kemasan perlu
diperhatikan agar dapat memberikan tampilan unik, menarik,
dan berkarakter pada penyajian dan kemasan produknya.
Teknik yang bisa digunakan untuk menjaga kualitas makanan
khas daerah tetap baik, digunakan teknik pengemasan
vacuum
dan disimpan dalam suhu rendah.
Kriteria-kriteria tertentu yang harus diperhatikan dalam
pemilihan wadah penyajian/kemasan, antara lain sebagai
berikut.
a.
Bahan kemasan/wadah penyajian
mampu melindungi
isinya dari berbagai risiko dari luar.
b.
Bahan kemasan tidak berbau.
c.
Bahan kemasan/wadah penyajian
memiliki daya tarik
terhadap konsumen.
d.
Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat.
e.
Dalam wadah/kemasan disertakan label yang memuat
nama produk, tanggal, nama produsen, berat bersih,
komposisi, merek dagang,
tanggal kadaluarsa, efek
samping.
(Sumber : Dokumen Kemdikbud)
Gambar 4.7.
Kemasan-kemasan unik
186
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Tugas Individu
Observasi dan Studi Pustaka
1.
Amati kemasan yang digunakan
pada produk makanan khas
daerah di wilayahmu.
Bandingkan dengan studi pustaka.
2.
Catat hasilnya pada LK 4.
3.
Presentasikan di depan kelas.
Lembar Kerja 4 (LK 4)
Nama
:..........................................................................................
Kelas
:..........................................................................................
Kemasan Makanan Khas Daerah
Nama
Makanan
Jenis
Kemasan
Bentuk/Desain (Foto/
Gambar)
Pembahasan
: ...............................................................
Kesimpulan
: ...............................................................
187
Prakarya dan Kewirausahaan
D.
Wirausaha Produk Makanan Khas Daerah
1.
Peluang Usaha Pengolahan Produk Makanan
Khas Daerah
Peluang dalam bahasa Inggris adalah
opportunity
yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah
kejadian atau momen. Jadi, peluang berasal dari
kesempatan yang muncul dan menjadi ilham (ide) bagi
seseorang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia makin meningkat
setiap tahunnya. Dengan pertumbuhan dan pendapatan
nasional yang makin meningkat dapat menunjukkan
perkembangan dan kemajuan Indonesia dibandingkan
dengan negara lain. Pertumbuhan ekonomi dapat
ditunjukkan dari permintaan domestik, permintaan
ekspor, dan impor, serta investasi.
Kegiatan pengolahan produk makanan daerah saat
ini merupakan salah satu usaha yang sangat menjanjikan
bagi masyarakat, dimana potensi sumber daya alam di
Indonesia cukup potensial untuk diolah menjadi makanan
khas daerah, seperti di Provinsi Banten yang memiliki
potensi laut sangat besar. Hasil laut tersebut
dimanfaatkan menjadi makanan khas daerah, seperti
sate bandeng sehingga meningkatkan perekonomian
daerah tersebut. Untuk itu, kita harus selalu bersyukur
atas karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
a.
Menciptakan Peluang Usaha Pengolahan Makanan
Khas Daerah
1)
Ide Usaha
Faktor-faktor yang dapa
t memunculkan ide
usaha adalah faktor internal dan faktor eksternal.
a)
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal
dari dalam
diri seseorang sebagai subjek, antara lain :
1)
pengetahuan yang dimiliki;
2)
pengalaman dari individu itu sendiri;
3)
pengalaman saat ia melihat orang lain
menyelesaikan masalah;
4)
intuisi yang merupakan pemikiran
yang muncul
dari individu itu sendiri.
188
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan
sebuah inspirasi atas objek yang dihadapinya
dengan kemampuan kreatifitasnya,
b)
Faktor eksternal, ialah hal-hal
yang dihadapi
seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi bisnis. Faktor-
faktor eksternal antara lain :
1)
masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan.
2)
kesulitan yang dihadapi sehari–hari.
3)
kebutuhan yang belum terpenuhi
baik untuk
dirinya maupun orang lain.
4)
pemikiran yang
besar untuk menciptakan
sesuatu yang baru.
Untuk merintis suatu usaha apa pun
bentuknya, tentunya kita harus melihat bagaimana
prospek usaha yang akan dilakukan. Demikian
pula untuk memulai usaha pengolahan makanan
khas daerah, harus diketahui bagaimana prospek
usaha ini. Setelah mengetahui prospek usaha,
barulah mempersiapkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan.
2)
Risiko Usaha
Tugas wiraus
aha di dalam pengambilan risiko
adalah sebagai berikut.
a.
Menetapkan kebutuhan pada
tingkat
permintaan waktu sekarang.
b.
Membeli alat-alat
produksi yang cukup untuk
memenuhi permintaan konsumen.
c.
Menyewakan alat-alat produksi untuk
memenuhi permintaan konsumen.
d.
Mensubkontrolkan kepada
pembuat produk
yang lebih kecil.
e.
Mengumpulkan informasi usaha.
f.
Mengurangi risiko usaha.
189
Prakarya dan Kewirausahaan
Unsur-unsur dalam mengurangi risiko usaha
antara lain seperti berikut.
a.
Adanya kesadaran dalam kemampuan
mengelolah usaha,
peluang, dan kekuatan
perusahaan.
b.
Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif
dan antusiasme untuk
melaksanakan strategi
usaha.
c.
Adanya kemampuan
merencanakan taktik dan
strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam
lingkungan usahanya.
d.
Adanya kreativitas dan inovatif dalam
menerapkan cara mengolah
keadaan usaha
demi keuntungan.
Dalam usaha pun, kita harus menganalisis risiko
yang ada. Risiko usaha ialah kegagalan atau
ketidakberhasilan dalam menangkap peluang
usaha. Risiko usaha dapat ditimbulkan karena hal-
hal berikut.
a.
Permintaan (perubahan mode, selera, dan
daya beli)
b.
Perubahan konjungtur (perubahan kondisi
perekonomian yang pasang surut)
c.
Persaingan
d.
Akibat lain, sepertit bencana
alam, perubahan
aturan, perubahan teknologi, dan lain-lain
Dalam melakukan usaha, sebaiknya kita
memiliki etika bisnis yang sesuai dengan aturan
agama yang berdasarkan iman kepada Tuhan
YME sebagai tanda syukur atas nikmat yang
diberikan. Selain itu, usaha tidak hanya mengejar
keuntungan saja, tetapi juga harus memberikan
dampak yang positif bagi lingkungan sekitar.
190
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
3.
Keberhasilan dan Kegagalan dalam
Berwirausaha Pengolahan Makanan Khas
Daerah
Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan
usahanya dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
a.
Keyakinan yang kuat dalam berusaha.
b.
Sikap mental yang positif dalam berusaha.
c.
Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri.
Tugas Individu
Observasi dan Pengamatan
a.
Amati kondisi perekonomian di daerahmu.
b.
Temukan peluang usaha yang potensial di daerahmu.
c.
Temukan risiko usaha yang ada.
d.
Hasilnya didiskusikan dengan teman.
e.
Presentasikan hasilnya dalam pembelajaran.
LEMBAR KERJA 5 (LK 5)
Kelompok
:......................................................................
Nama Anggota
:......................................................................
Kelas
:......................................................................
Laporan Hasil Analisa Kondisi Perekonomian, Peluang,
Resiko Usaha
a.
Kondisi perekonomian
b.
Peluang usaha
c.
Resiko usaha
d.
Pembahasan dan kesimpulan
191
Prakarya dan Kewirausahaan
d.
Tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan.
e.
Inovatif dan kreatif.
f.
Keunggulan dalam menjalankan usaha.
g.
Sasaran yang tepat dan menantang dalam berusaha.
h.
Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien.
i.
Pengembangan diri.
j.
Selalu mengadakan evaluasi
atas usaha yang
dijalankan.
Dalam melakukan
usaha, ada dua kemungkinan,
yaitu kegagalan dan keberhasilan. Setiap orang pada
umumnya tidak mau menerima kegagalan. Hanya sedikit
orang yang mau memahami bahwa sesungguhnya
kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan
merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang
mempunyai mental dan pribadi wirausaha, dia tidak
akan putus asa jika mengalami kegagalan. Ia akan
berusaha bangkit lagi sampai ia berhasil memperoleh
apa yang menjadi harapannya. Biasanya setelah
mengalami kegagalan sekali, ia gunakan pengalaman
dan tidak akan mengulangi kegagalan serupa. Adapun
hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha
adalah sebagai berikut:
a.
Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha
b.
Kurang berambisi
c.
Tidak disiplin
d.
Pendidikan yang tidak cukup
e.
Sikap selalu menunda-nunda
f.
Kesehatan terganggu
g.
Kurang tekun
h.
Kepribadian yang negatif
i.
Tidak jujur
j.
Tidak dapat bekerjasama dengan orang lain
192
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang
wirausahawan itu dikatakan berhasil atau gagal. Secara
umum, ada 2 faktor penyebab keberhasilan/kegagalan
tersebut, yaitu faktor internal (diri sendiri) dan faktor
eksternal (luar diri). Sebagai seorang wirausaha,
keberhasilan dan kegagalan merupakan dua sisi mata
uang, ini berarti bahwa sewaktu-waktu ia dapat mencapai
hasil yang baik, tetapi di waktu lain ia kurang berhasil.
Untuk itu, perlu diidentifikasi faktor apa saja yang
menyebabkan ia gagal atau berhasil.
Selanjutnya, faktor nonteknis yang menentukan
keberhasilan atau kegagalan suatu usaha makanan
khas daerah di antaranya seperti berikut.
a.
Perencanaan
: Usaha ma-
kanan khas daerah harus
dibuat dengan perencanaan
yang sangat matang.
b.
Menetapkan tujuan: Ber-
samaan dengan pe-
rencanaan adalah me
-
netapkan tujuan. Tujuan
pengolahan makanan khas
daerah harus jelas, apakah
makanan khas daerah
yang dilakukan hanya
untuk hobi atau untuk
mendapatkan profit (ke-
untungan).
c.
Adaptasi: Setiap bisnis,
apa pun jenisnya, menghadapi tantangan dan
persaingan
yang tidak ada habisnya. Diperlukan
kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi
tantangan-tantangan ini untuk menentukan apakah
usaha bisa bertahan atau tidak.
d.
Inovasi merupakan faktor yang sangat penting
bagi
keberlanjutan usaha makanan khas daerah bahkan
lebih penting daripada sekadar mampu beradaptasi
dengan perubahan kondisi pasar, pengusaha yang
sukses akan terus-menerus fokus pada upaya mereka
Aku
Berhasil !
Aku
Gagal
193
Prakarya dan Kewirausahaan
untuk berinovasi dan peningkatan atau membuat
mereka keluar dari bisnis saat pelanggan mencari
pesaing yang menawarkan sesuatu yang tidak kita
pikirkan.
e.
Memasarkan merupakan kunci keberhasilan suatu
usaha
tidak terkecuali usaha makanan khas daerah.
Seberapa besar produksi makanan khas daerah yang
kita hasilkan, tetapi pemasaran terhadap barang yang
kita produksi buruk, usaha yang kita jalani tidak akan
berlanjut.
f.
Jangan mengeluh dan jangan menyerah merupakan
kunci utama suatu usaha.
Enam eleme
n ini merupakan hal penting untuk
kesuksesan bisnis. Ini akan membantu jika kamu berpikir
sebagai potongan
puzzle
yang harus diletakkan
bersamaan untuk mengubah ide kamu, kerja keras,
uang, dan keterampilan menjadi usaha yang sukses.
194
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Tugas Individu
1.
Carilah minimal 2 orang pengusaha makanan khas
daerah
yang ada di sekitarmu!
2.
Lakukan wawancara
dengan pengusaha makanan khas
daerah!
3.
Tanyalah
faktor keberhasilan dan kegagalan makanan khas
daerah kepada pengusaha produk makanan khas daerah!
4.
Identifikasi karakteristik
pengusaha produk makanan khas
daerah tersebut!
5.
Cobalah analisis mengapa pengusaha tersebut dapat berhasil!
6.
Buatlah rencana usaha makanan khas daerah!
7.
Tentukan strategi pemasaran produk makanan khas daerah!
8.
Diskusikan dengan kelompokmu dan presentasikan.
9.
Buatlah hasil wawancara tersebut.
Lembar Kerja 6 (LK 6)
Kelompok
:..............................................................
Nama Anggota
:..............................................................
Kelas
:..............................................................
No.
Faktor
Keberhasilan
Faktor Kegagalan
1
2
3
4
5
6
7
8
195
Prakarya dan Kewirausahaan
4.
Pemetaan Peluang
Usaha
Pemetaan peluang usaha dilakukan untuk menemukan
peluang usaha dan potensi yang bisa dimanfaatkan,
serta untuk mengetahui seberapa besar potensi usaha
yang ada dan berapa lama suatu usaha dapat bertahan.
Ancaman dan peluang akan selalu ada dari suatu usaha,
oleh sebab itu penting untuk melihat dan memantau
perubahan lingkungan yang terjadi dan kemampuan
dalam beradaptasi dari suatu usaha agar bisa tumbuh
dan bertahan dalam ketatnya persaingan.
Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada
sektor unggulan dari setiap daerah. Pemetaan potensi
usaha daerah menjadi sangat penting demi mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengedepankan
kewilayahan dan pemerataan. Terdapat beberapa cara
atau metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha,
baik secara kuantitaif maupun kualitatif. Berikut beberapa
metode untuk melakukan pemetaan usaha, di antaranya
adalah analisa SWOT.
Analisis SWOT adalah suatu analisis terhadap
lingkungan internal dan eksternal wirausaha/perusahaan,
dimana analisa internal lebih menitik-beratkan pada
kekuatan (
Strenght
) dan kelemahan (
Weakness
),
sedangkan analisis eksternal untuk menggali dan
mengidentifikasi semua gejala peluang (
Opportunity
)
yang ada dan yang akan datang serta ancaman (
Threat
)
dari adanya/kemungkinan adanya pesaing/calon
pesaing.
Contoh analisis SWOT pada makanan khas daerah
(Bakwan Malang)
a.
Analisis Kekuatan (
Strenght
)
1)
Rasa bakwan malang enak, disukai
dan punya
rasa khas.
2)
Harga jual bersaing.
3)
Bakwan malang bebas bahan kimia dan pengawet.
196
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Hal yang perlu dilakukan setelah analisis:
a)
Terus mempertahankan
kualitas rasa, jangan
sampai berubah.
b)
Usahakan terus untuk mempertahankan
harga bersaing.
c)
Makin menonjolkan
keunggulan bakwan
malang yang akan dipasarkan tidak memakai
bahan pengawet dan dijamin sehat.
b.
Analisis Kelemahan (
W
eakness
)
1)
Ukuran tidak terlalu besar karena memakai bahan
yang asli.
2)
Tidak
tahan lama karena tidak memakai pengawet.
3)
Hal yang perlu dilakukan setelah analisis
a)
Tonjolkan
pada bentuk bakwan yang indah
dan unik sehingga walaupun tak besar, tapi
memiliki keunikan tersendiri yang dapat
menarik pembeli.
b)
Memperhitungkan jumlah produk yang dapat
dijual untuk satu hari
sehingga tidak bersisa
dan tetap tidak menggunakan pengawet.
c.
Analisis Kesempatan (
Opportunity
)
1)
Dapat melayani pesanan pesta atau katering.
2)
Dapat membuka toko bakwan malang yang
mangkal.
3)
Hal yang dapat dilakukan setelah analisis:
a)
Mempersiapkan dan mulai menawarkan
bakwan
malang pada katering yang
membutuhkan.
b)
Mulai membuat rencana untuk membuka
usaha bakwan malang yang mangkal.
197
Prakarya dan Kewirausahaan
d.
Analisis Ancaman (
Threat
)
1)
Makin banyak pesaing muncul jika bakwan laris.
2)
Kemungkinan dapat jatuh-jatuhan harga.
3)
Hal yang dapat dilakukan setelah analisis :
a)
Mencari pelanggan sebanyak-banyaknya.
b)
Mempertahankan kualitas dan jangan
sembarangan
menaikkan harga karena
persaingan ketat.
5.
Langkah-Langkah Berwirausaha
Memulai bisnis usahakan dapat memberikan keuntungan
bagi yang menjalankannya. Mempelajari dan memahami
cara-cara khusus yang harus dilakukan untuk mencapai
keberhasilan memungkinkan kita untuk memulai
berwirausaha produk makanan khas daerah dengan
cara yang benar. Di bawah ini merupakan langkah-
langkah untuk memulai usaha.
1.
Buatlah rencana bisnis dan strategi pemasaran serta
petakan sumber daya keuangan.
2.
Pilih struktur bisnis, urus izin usaha, dan daftarkan
usaha kamu pada instansi terkait yang tepat.
3.
Tentukan
usaha barang atau jasa yang diminati
konsumen.
4.
Buatlah jaringan kerja dengan produsen lain.
5.
Carilah pasar yang tepat.
Memulai bisnis usaha produk makanan
khas daerah
dapat memberikan keuntungan cukup besar. Dengan
mempelajari dan memahami cara-cara untuk mencapai
keberhasilan, memungkinkan kita untuk memulai
mengolah produk makanan khas daerah dengan cara
yang benar. Keberhasilan wirausaha makanan khas
daerah bergantung pada rencana bisnis (
bussinis plan
)
yang dibuat. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan
saat membuat rencana bisnis pengolahan makanan
khas daerah.
198
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
a.
Pemilihan Jenis Usaha
Tentukan jeni
s usaha yang akan dilakukan, contohnya
keripik sanjai.
Keripik sanjai merupakan salah satu produk makanan
khas daerah Sumatra Barat yang banyak digemari
konsumen. Rasanya gurih, renyah, dan harga
terjangkau menjadi alasan mengapa produk ini
digemari oleh banyak orang. Bahan baku singkong
sangat mudah didapat, dan pengolahannya pun tidak
memerlukan banyak investasi peralatan. Pemilihan
bahan baku dan bahan kemasan yang baik, akan
meningkatkan daya simpan (keawetan) dari produk
ini.
b.
Nama Perusahaan
Perusahaan ini diberi nama CV.
Bercahaya, dengan
pendiri perusahaan terdiri atas 3 orang atau lebih.
c.
Lokasi perusahaan
Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan
bahan baku, tidak jauh dari lokasi rumah pengelola,
dan tidak terlalu jauh
dari jangkauan pasar yang akan
dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah satu
ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat
tinggal.
d.
Perizinan usaha
Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP
dari
kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/
TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten, dan
izin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.
e.
Sumber daya manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipersiapkan
terdiri atas 3 orang pendi
ri, yang mempunyai tugas
masing-masing sebagai:
199
Prakarya dan Kewirausahaan
1)
penanggung jawab produksi
2)
penanggung jawab pemasaran
3)
penanggung jawab administrasi dan keuangan
f.
Melakukan survei pasar
g.
Memperhatikan aspek produksi
Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek produksi
i
alah bahan baku dan bahan tambahan yang
digunakan.
1)
Peralatan yang digunakan
2)
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan
3)
Hasil produksi
h.
Aspek keuangan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada aspek keuangan
adalah seperti berikut.
1)
Biaya variabel, seperti: pembelian
bahan baku,
membayar gaji, dan lain-lain
2)
Biaya tetap,
3)
Total biaya
4)
Penerimaan kotor
5)
Pendapatan bersih
Refleksi Kerja Kelompok
Setelah mempelajari pengolahan makanan khas daerah
bersama kelompok melalui studi pustaka, observasi, wawancara
pada penjual masakan daerah, bagaimana hasilnya? Apakah
kelompokmu sudah melaksanakan kegiatan dengan baik?
Evaluasilah kerja kelompokmu.
Isi lembar kerja di bawah ini dengan melengkapi tabel dan beri
ceklis sesuai jawabanmu! Sertakan alasannya.
200
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Refleksi Kerja Kelompok
Nama Kelompok
:...................................................................
Nama Siswa
:...................................................................
Uraian
Baik
Cukup
Kurang
Alasan
Perencanaan
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Kerja sama
Disiplin
Tugas Individu
Evaluasi :
Rencanakan pembuatan wirausaha suatu produk olahan pangan
berupa makanan khas daerah dengan menggunakan analisa
SWOT. Makanan daerah apa yang akan kamu buat? Dari bahan
apa? Mengapa kamu memilih itu? Siapa saja yang terlibat?
Kapan dan di mana dibuatnya? Bagaimana cara membuat,
menyajikan, mengemas, dan memasarkannya?
Catatan : Pilih salah satu bahan baku olahan pangan.
201
Prakarya dan Kewirausahaan
Kembangkan Kreativitasmu
(Sumber : books.google.co.id)
Gambar 4.8. Contoh Bahan Olahan
Pangan
Aplikasikan perencanaanmu, hasilnya di uji cobakan kepada
guru-guru dan temanmu. Mintalah guru dan temanmu untuk
memberikan penilaian. Laporkan hasil wirausahamu,
sertakan laporan rugi-labanya.
Refleksi Diri
Setelah mempelajari Sub Bab dari Bab IV, renungkan dan
tuliskan hal berikut.
a.
Materi pelajaran apa yang sudah kamu peroleh.
b.
Dengan cara apa kamu mendapatkan materi pelajaran itu.
c.
Apa yang kamu rasakan selama mempelajari materi
pengolahan.
d.
Manfaat apa yang kamu dapatkan
setelah mempelajari materi
tersebut.
202
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
RANGKUMAN
1.
Pengolahan merupakan
proses transformasi
(pengubahan bentuk) dari bahan mentah
menjadi produk olahan/jadi.
2.
Pengolahan berperan
dalam perancangan
produk, pengolahan bahan baku, teknik
pengawetan, pengemasan, penyimpanan,
pemasaran, serta distribusi produk ke
konsumen.
3.
Bahan nabati dan hewani
merupakan sumber
protein, karbohidrat, vitamin, mineral, lemak
dan air yang berguna bagi kesehatan dan
kecantikan tubuh.
4.
Makanan khas daerah
adalah makanan yang
biasa dikonsumsi di setiap daerah.
203
Prakarya dan Kewirausahaan
Daftar Pustaka Kerajinan
Alan and Bridgemaker, Gill. 1986
The Complete Guide to Decorative
Wood
Working
. Hongkong: Peefung Arco Printers Limited.
Ambar Astuti, 1997.
Pengetahuan keramik
. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Barmin. 1990.
Aneka Pekerjaan Tangan dari Kayu Lapis
. Solo: Tiga
Serangkai.
Bastomi, Suwadji. 2000.
Seni Kriya Seni
. Semarang: UNNES Press.
Bengkel Kriya Kayu.
Buku Paket Kriya Kayu
. Yogyakarta: PPPG
Kesenian Yogyakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990.
Kamus Besar
Bahasa Indonesia
. Cet III. Jakarta: Balai Pustaka.
Dharsono. 1995.
Pengetahuan Seni Rupa
. Surakarta: STSI.
Dharsono Sony Kartika & Nanang Ganda Prawira. 2004.
Pengetahuan
Estetika.
George Love. 1985.
“Teori dan Praktek –Kerja Kayu”
. Alih Bahasa:
E. Diraatmadja. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1985.
Hunaendi, Sulardi. 1994/1995.
Teknik Potong Bentuk
. Yogyakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan
Menengah, PPPG Kesenian.
Moeslish dan Sudarmono. 1983.
Penuntun Praktek Kerajinan Ukir
Kayu
. Jakarta: Depdikbud.
PIKA. 1999
Mengenal Sifat-sifat Kayu Indonesia dan Penggunaannya.
Yogyakarta: Kanisius.
Prasidha Adhikriya. 1992/1993.
Desain kerajinan keramik: Petunjuk
pelatihan keterampilan industri kerajinan keramik
Jakarta:
Depdikbud, Ditjen dikdasmen, Dit. Dikmenjur.
Ronny Roesnady.
Desain dan proses pembuatan cetakan dengan
bahan gips
. Bandung: Balai Besar Industri Keramik.
Sachari Agus dan Sunarya Yan Yan. 1999.
Modernisme, Sebuah
Tinjauan Historis, Desain Modern
. Jakarta: Balai Pustaka.
204
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Sachari Agus dan Sunarya Yan Yan. 2001. Desain dan dunia Keseni
rupaan Indonesia dalam Wacana Transformasi Budaya,
Bandung; ITB. Subarmiati,W. , 2001
Sachari Agus. 1986.
Paradigma Desain Indonesia
. Jakarta: CV Rajawali.
Silalahi, Bennet N.B dan Rumondang B. Silalahi. 1995.
Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja.
Jakarta: Penerbit PT
Pustaka Binaman Pressindo.
Sudarmono, Sukidjo. 1979.
Pengetahuan Teknologi Kerajinan Ukir
Kayu
. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Depdikbud.
Daftar Pustaka Rekayasa
Budiman dan Tim. 2013.
Sistem Inovasi Daerah Menggerakkan
Ekonomi (Pengalaman membangun PLTH Angin dan Surya
di Bantul)
, Jakarta: Kementerian Riset dan Teknologi
Dharma Surya dkk. 2013.
Tantangan Guru SMK Abad 21
.Jakarta:
Direktorat pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Menengah Direktorat Jendral Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kristanto Philip. 2012,
Ekologi Industri
. Yogyakarta: ANDI.
Nugraha Tutun. dan Didik Sunardi. 2012.
Seri Sains Energi Terbarukan
.
Jakarta: PT. Pelangi Nusantara.
Pasaribu, H. Ali Musa. 2012.
Kewirausahaan Berbasis Agribisnis
,
Yogyakarta: ANDI.
Sumanto. (penerjemah). 2001,
Elektronik Industri
(terjemahan).
Yogyakarta: ANDI.
http://energibarudanterbarukan.blogspot.com/diakses bulan Desember
2013
http://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/pembangkit
l
istrik
pemanfaatan
tenaga
angin.html/
diakses bulan Januari 2014
205
Prakarya dan Kewirausahaan
http://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/lead
acidbattery
mengenal
jenis
jenis
aki.html/ diakses bulan Januari 2014
Daftar Pustaka Budidaya
Bank Indonesia. 2010.
Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK)
Pembenihan Ikan Lele
. Jakarta: Direktorat Kredit, BPR
dan UMKM, Biro Pengembangan BPR dan UMKM, Bank
Indonesia.
Bappenas. 2000.
Budidaya Ikan Gurami
. Jakarta: Proyek Pengembangan
Ekonomi Masyarakat Pedesaan
.
Bappenas, Jakarta.
Bappenas. 2000.
Budidaya Ikan Lele
. Jakarta: Proyek Pengembangan
Ekonomi Masyarakat Pedesaan
.
Bappenas, Jakarta.
Chobiyah I. 2001.
Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar
. Magelang:
Balai Informasi Penyuluh Pertanian.
Deni A. 2012.
Ikan Bilih Goreng Menu Khas Danau Singkarak.
Diakses tanggal 30 Januari 2014. http://baralekdi.blogspot.
com/2012/01/ikan
bilih
goreng
tepung
menu
khas.html.
Djarijah
A. S. 2011.
Pembenihan Ikan Mas
. Yogyakarta: Kanisius.
Effendi, H. 2003.
Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber
Daya dan Lingkungan Perairan
. Yogyakarta: Kanisius.
Frengkiasharia. 2011. Morfologi Ikan. Artikel. Diakses tanggal
6 November 2013. http://frengkiasharia.wordpress.com/
2011/06/30/morfologi
ikan/.
Fahmi,
I. 2013.
Kewirausahaan
(
Teori, Kasus, dan Solusi
). Jakarta:
Alfabeta.
Gusrina. 2008.
Budidaya Ikan Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Jilid 1.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gusrina. 2008.
Budidaya Ikan Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Jilid 3.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
206
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Izzudin. 2013. Tingkat Konsumsi Ikan Indonesia Naik Tipis. Artikel.
Diakses tanggal 6 November 2013. http://ekbis.sindonews.
com/read/2013/03/26/34/731425/tingkat
konsumsi
ikan
indonesia
naik
tipis.
Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Bursa Produk Perikanan.
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Kelautan
dan Perikanan. Diakses tanggal 30 Januari 2014. http://www.
pdn.kkp.go.id/index.php/bursa/product/c/2/Bandeng
Presto
Pak
Kumis/.
Rahmawati
H. dan D. Hartono. 2012. Strategi Pengembangan Usaha
Budidaya Ikan Air Tawar.
Jurnal Penelitian Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan
1(2): 129
134.
Ratannanda
R., I. Febriya, H. A. Priatna. 2011.
Akuakultur Berbasis
Trophic Level: Budidaya Ikan Lele dan Nila dengan Sistem
Bejana Berhubungan
. Program Kreativitas Mahasiswa.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Rosalina D. 2011. “Analisis Strategi Pengembangan Perikanan
Pelagis di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan”.
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
1
(1): 63
77.
Y
unus, Askar. 2009. Pengemasan dan Penanganan Transportasi Ikan
Hidup. Artikel. Diakses tanggal 6 November 2013. http://
askaryunusumi.blogspot.com/2009/10/pengemasan
dan
penanganan
tranportasi.html.
Daftar Pustaka Pengolahan
Alida Widyastuti. 2013.
Buah-Buah Dahsyat Untuk Kulit Cantik dan
sehat.
Yogyakarta: Flashbooks.
Budi Sutomo, S. Pd. 2013.
Rahasia Sukses Membuat Masakan
Praktis dan Lezat Untuk Pemula
. Jakarta: NS Books.
Dannys, Tamtomo,dkk. 2011.
57 Resep Masakan Sumatra dan Jawa.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sri Rini Dwiari, dkk. 2008.
Teknologi Pangan Jilid 1
. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
207
Prakarya dan Kewirausahaan
Dewi Muliyawan.2013.
A-Z Tentang Kosmetik
. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Meidiana F. 2013.
Rahasia Tampil Cantik
. Jakarta: Laskar Aksara.
M. Suyanto.2008,
Muhammad Businees Strategy and Ethis.
Yogyakarta:
Penerbit ANDI Yogyakarta.
Tuti Soenardi & Tim Yayasan Gizi Kuliner. 2013.
Teori Dasar
Kuliner.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Glosarium Kerajinan
akrilik
semacam plastik yang menyerupai kaca, namun memiliki
sifat yang lebih unggul dari kaca
butsir
alat bantu untuk membuat patung yang terbuat dari bahan
kayu dan kawat
fiberglas
kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis
tengah sekitar 0,005 mm
0,01 mm
gips
alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di cetak sesuai dengan
kontur tubuh tempat gips di pasang
glasir
lapisan gelas tipis merata pada permukaan barang keramik
teknik
linoleum
bahan pelapis lantai yang terbuat dari minyak biji flax
(
linseed oil)
dicampur dengan tepung kayu atau serbuk gabus
dengan
backing
dari kain berserat kuat atau kanvas.
polipropilen
salah satu jenis plastik yang sangat baik bagi tubuh
manusia
polistiren
polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan
paling berguna serta bersifat jernih, keras, halus, mengkilap,
dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia
tidak reaktif.
polivinil klorida
merupakan salah satu polimer adisi sintetik yang
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari
hari.
208
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Glosarium Rekayasa
alternating Current (AC)
bentuk arus listrik di mana kutub positif
dan negatifnya saling bertukar/bolak balik dalam satu detik.
Frekuensi yang dikembangkan di Perusahaan Listrik Negara
(PLN) sebesar 50 kali dalam satu detik (50 Hz), sedangkan
listrik yang dikembangkan di Eropa berada pada frekuensi
60 Hz
ampere
satuan yang digunakan untuk mengukur besaran arus listrik
yang mengukur jumlah muatan listrik yang mengalir dalam
satu satuan waktu (
coulomb/detik
)
direct Current (DC)
bentuk arus listrik dimana kutub positif dan
negatifnya tidak saling bertukar atau searah seperti pada
sumber listrik baterai, akumulator
energi terbarukan
energi yang sumbernya atau persediaannya tidak
akan habis karena adanya proses alam yang terus menerus
meregenerasi sumber energi ini
energi tidak terbarukan
energi yang ada di alam di mana jika
persediaan atau cadangan sumber energi habis, tidak
dapat diperbarui kembali atau tidak didapatkan kembali,
diantaranya seperti minyak bumi, batu bara
hertz (Hz)
satuan frekuensi sebagai siklus yang terjadi setiap detiknya
(
cyrcle/second
)
inverter
alat yang digunakan pada pembangkit listrik energi surya
yang berfungsi untuk mengubah arus listrik searah (DC)
menjadi arus listrik bolak balik (AC)
mikrohidro
pembangkit listrik skala kecil yang dapat membangkitkan
listrik pada rentang 5.000 Watt sampai beberapa puluh ribu
watt
minihidro
pembangkit listrik skala kecil yang dapat membangkitkan
listrik sampai mencapai 1.000 Watt
pikohidro
pembangkit listrik skala kecil yang dapat membangkitkan
listrik pada rentang 1.000 sampai 5.000 Watt
watt
satuan tenaga listrik yang merupakan unit energi per satuan waktu
(joule per detik)
209
Prakarya dan Kewirausahaan
Glosarium Budidaya
DHA
asam lemak tidak jenuh ganda rantai panjang Omega
3
domestik dalam negeri
EPA
asam
lemak Omega
3 yang
dapat digolongkan ke dalam asam
lemak tidak jenuh
endemik
makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan, yang hanya
ditemukan di satu lokasi geografis tertentu saja
intensif
secara sungguh
sungguh dan terus menerus dalam
mengerjakan
sesuatu sehingga memperoleh hasil yang
optimal
investasi
mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada
sesuatu dengan harapan suatu saat mendapat keuntungan
finansial
komoditas
suatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan,
dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu
jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan
produk lainnya dengan jenis yang sama
korosif
sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain
hancur atau memperoleh dampak negatif
omega-3
sejenis asam lemak esensial yaitu lemak yang diperlukan
untuk kesehatan tetapi tidak dapat diproduksi sendiri oleh
tubuh
ovaprim
hormon untuk pemijahan ikan
segmentasi
kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok
kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan,
karakteristik,
atau perilaku yang berbeda yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda
sterofoam
gabus
urogenital
suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat
zat
yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat
zat
yang masih dipergunakan
oleh tubuh
210
Kelas XI / SMA / MA / SMK / MAK
Semester 1
Glosarium Pengolahan
bahan nabati
bahan
bahan yang berasal dari tumbuh
tumbuhan
bahan hewani
bahan
bahan yang berasal dari hewan
baking
memanaskan dengan udara panas dan kering disekelilingnya,
biasanya di dalam oven.
blanching
memasak dengan cara mencelupkan makanan dalam air
mendidih/minyak panas dalam waktu pendek (sebentar).
boiling
memasak dengan cara pencelupan seluruh bahan dalam air/
kaldu mendidih yaitu pada suhu 100
0
C
sampai matang.
braising
memasak dengan sedikit air dan tertutup rapat
deep frying
menggoreng dalam minyak
lemak
sekelompok besar molekul
molekul
alam yang terdiri atas
unsur
unsur karbon, hidrogen, dan oksigen
menumis
memasak dengan sedikit air
mengukus
memasak bahan dengan menggunakan uap panas.
poaching
memasak dalam cairan dengan suhu antara 71
82
0
C
protein
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer
monomer
asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
simmering
memasak dengan mendidihkan perlahan
lahan
shallow frying
menggoreng dengan wajan dangkal.
vitamin
sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme,yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh